Friday, March 11, 2016

Camping Gembira di Gunung Putri Lembang

Kota Lembang dari Puncak Gunung Putri (maap ngeblurrr.....)
Punya hobi hiking atau naik gunung? suka camping tapi gak mau jauh-jauh dan susah-susah? Gunung Putri di daerah Lembang solusinya. Sudah beberapa bulan sejak saya kuliah di Bandung, bisa dibilang saya belum traveling kemana-mana selain muter-muter di dalam kota. 


View dari Puncak Gunung Putri
Ide awalnya bermula saat selesai menghadiri malam penghargaan festival filim pendek di daerah Braga, saya dan teman-teman genk film merencanakan liburan bersama usai berkelut dengan produksi filim pendek yang bisa dibilang masih baru buat kami. Alhasil terpilihlah Gunung Putri sebagai kandidat liburan pertama yang kami lakukan bareng. Kami memilih gunung ini karena rekan saya, sebut saja Ikhsan, merekomendasikannya karena rutenya yang tidak terlalu berat dan sangat cocok buat pemula yang tidak tertarik dengan hobi naik gunung. Malam itu pun kami tetapkan tanggal keberangkatan dan perlengkapan apa saja yang akan kami bawa nantinya.

Tiba pada hari H, kami berkumpul di kosan saya dan membagi-bagi barang bawaan berupa tenda dan sleeping bag yang telah disewa teman saya sebelumnya. Kami bertolak ke TKP dengan mengendarai sepeda motor sekitar jam 4 sore. Suasana saat itu mendung dan kami khawatir akan turun hujan. Magrib sekitar pukul 6.30 sore kami berhenti di sebuah mesjid di kaki Gunung Putri untuk sholat dan kemudian melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa menit lagi. Jalanan yang kami lalui cukup bagus dan aman dilalui oleh kendaraan bermotor hingga sekitar 100 meter ke arah warung yang dijadikan sebagai gerbang masuk pendaki yang mau menaiki Gunung Putri. 

Di warung ini kami membeli perbekalan dan cemilan secukupnya serta kayu bakar untuk membuat api unggun. Kami membayar 15 ribu untuk 2 ikat kayu bakar dan 10 ribu untuk menitip sepeda motor, jadi pasti aman. Dari warung ini kami akan melanjutkan pendakian dengan berjalan kaki yang katanya hanya membutuhkan waktu 15 menit. Karena kondisi kami memang yang kurang olahraga dan persiapan bisa dibayangkan pendakian yang katanya 15 menit itu kami selesaikan dengan waktu hampir 1 jam karena bolak-balik break untuk tarik napas, heheheheh.

Sesampainya di puncak gunung kami mendirikan tenda. Ini adalah pengalam kedua saya camping, yang pertama sewaktu di Sibolangit yang penuh dengan drama dengan teman seangkatan kuliah s1 saya dulu, hahahah
Matahari Terbit
Tenda selesai dalam waktu sekitar hampir 1 jam karena cuma sedikit dari kami yang mengerti cara untuk memasangnya, namanya juga pemula. Masalah selanjutnya adalah membuat api unggun, kondisi tanah saat itu cukup basah, alhasil kami harus berulang-ulang meniup kayu bakar sampai bengek hingga akhirnya kami tahu solusi menghidupkan apinya dengan cara di kipas, duhhhhh repot ya, hehehe....

Menjelang tengah malam masih banyak rombongan yang baru tiba untuk camping. Pemandangan kota Bandung dari puncak Gunung Putri pada malam hari sangat indah. Gemerlap jutaan lampu kota seperti lautan bintang yang berkerlap kerlip sejauh mata memandang. Selain itu suasana malam yang cerah juga menyuguhkan pemandangan jutaan bintang di langit lengkap dengan bulan purnama yang bersinar terang. Gunung Putri ini memang sangat cocok buat dijadikan pelarian dari penatnya kehidupan kota. Sisa malam itu kami habiskan dengan bercerita di dekat api unggun sambil menikmati malam.

Pagi menjelang, kami bangun untuk menikmati sunrise di atas bukit didekat kami mendirikan tenda. Tak kalah dengan pemandangan malam hari, pemandangan matahari terbit dari atas bukit juga tak kalah menariknya. Di bawah terlihat pemandangan ribuan rumah-rumah kecil yang masih dilapisi oleh gumpalan-gumpalan awan. Dari balik gunug di sebelah timur perlahan sang surya menampakkan wujudnya, sungguh sangat indah sekali, so? nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan.

Lembang di Pagi Hari
Tempat Mendirikan Tenda Dikelilingi Pohon Pinus
Permukiman di Kaki Gunung Putri
Perkebunan di Kiri Kanan Pendakian
Setelah mengabadikan beberapa moment bersama teman-teman, kami turun ke tenda untuk sarapan dan bersiap-siap untuk pulang ke Bandung. 

Catatan, kalau ingin kamping dengan medan yang gampang dan dekat dengan kota Bandung, Gunung putri di daerah Lembang ini adalah pilihan yang sangat cocok. Jangan khawatir jika belum pernah mendaki gunung sebelumnya. Akan sangat memudahkan jika kamu menggunakan sepeda motor untuk mencapai kaki gunung ini, jalannya sih cukup untuk mobil jenis avanza, namun kebanyakan yang mendaki rata-rata menggunakan sepeda motor. 







Thursday, March 10, 2016

Jogja Bukan Sekedar Wisata Budaya

Salah Satu Pantai Selatan Jogja

Pernah ke Jogja sebelumnya? Pasti jawabannya hampir 50 persen akan menjawab ya. Untuk kesekian kalinya saya ke Jogja saya tentunya sudah paham betapa kentalnya budaya jawa yang terdapat di kota ini. Sebagai traveler yang bisa dibilang hampir sejati, saya tentunya tidak mau mengunjungi tempat-tempat wisata yang sebelumnya sudah saya kunjungi. Saya lebih suka berkunjung ke tempat yang baru untuk mendapat pengalaman baru.

Pantai Air Terjun Sedang Surut
Ke Jogja pasti wajib ke candi, ke Jogja pasti wajib ke Keraton, ke Malioboro dan masih banyak wisata di dalam kota yang sangat menarik untuk dikunjungi. Tapi kali ini saya dan beberapa rekan saya akan mencoba menjelajahi beberapa pantai yang ada di selatan Jogja. Rekan-rekan saya kali ini orangnya tidak mau eksis, jadi saya memakai nama samaran, sebut saja mereka adalah Utuy, Fikar, Aldo, dan Ferdi. Mereka sementara tinggal di Jogja untuk mengikuti tes masuk UGM sedangkan saya dan teman saya satu lagi, sebut saja dia Imam, kami berdua ikut tes masuk ITB dan berkunjung ke Jogja karena memang sudah di rencanakan sebelumnya. Kami di Jogja selama beberapa hari, dan salah satu itenari perjalanan kali ini adalah mengunjungi salah satu pantai di selatan Jogja.

Kondisi Air Terjun di Bibir Pantai
Rencana awalnya memang kami akan bepergian dengan sepeda motor. Melihat jarak yang jauh dan cuaca yang sangat terik kami memutuskan untuk rental mobil. Kebetulan ibu kos tempat teman saya menginap memiliki sebuah mobil avanza yang sedang nganggur. Dengan nego dan lobi-lobi indah teman saya yang bernama Fikar, dia memang sudah terbiasa dengan hal seperti ini, jadilah kami dikasih pinjam dengan harga yang terjangkau. Terima kasih ibu kos....

Kami bertolak dari Jogja sekitar pukul 11 siang, dan berhenti di sekitar prambanan untuk bergabung dengan rombongan lain. Suasana sepanjang jalan memang sangan menyenangkan, kiri kanan jalan kami disuguhi pemandangan perkampungan, sawah, hutan, perkampungan lagi sawah lagi, dan hutan lagi. Kami terus berkendara ke arah selatan dengan panduan maps dari google dan penunjuk arah di jalanan.

Sekitar jam 2 siang kami tiba di pantai yang pertama. Kondisi jalan kepantai ini dibilang belum terlalu mulus akan tetapi pemandangan di penghujung jalan setelah kami memarkirkan mobil sangat indah dan worth it rasanya setelah berjalan selama 3 jam lebih. Saya lupa nama pantainya, namun sangat cocok dijadikan tempat untuk berleha-leha, memang tidak seperti pantai pada umumnya yang bisa dijadikan untuk berenang. Pantai ini lebih cocok digunakan sebagai tempat untuk merenung sambil menikmati keindahan alam. Sedapppp.....

Bibir pantai ini memang didominasi oleh jurang yang sangat curam. Apabila kita ingin bermain air di lautnya kita harus turun terlebih dahulu menggunakan tangga kayu. Dan uniknya pantai ini adalah karena terdapat aliran sungai kecil yang airnya jatuh melalui tebing sehingga menciptakan sebuah air terjun kecil. Sayang sekali airnya saat itu sangat sedikit jadi yahhhh, cuman gemericik tetes-tetes air sajah....

Akses MAsuk Ke Pantai Nglambor
Setelah puas berfoto-foto ria kami bergerak kepantai berikutnya di sisi timur pantai ini. namanya pantai Nglambor. Di sini pengunjungnya lebih banyak dan didominasi oleh keluarga-keluarga yang sedang berlibur membawa anak-anaknya. di pantai ini terdapat pantai pasir sehingga bisa digunakan untuk berenang dan bermain air. Berbeda dengan pantai yang pertama, kami harus memarkir mobil di jalan utama dan berjalan kaki untuk sampai ke daerah pantai selama kurang lebih 15 menit, ada alternatif ojek kalau memang malas untuk berjalan kaki.

Pantai Nglambor ini berbentuk seperti teluk kecil. Karena memang posisi kedua pantai yang kami kunjungi terletak di sisi selatan pulau Jawa yang langsung berbatasan dengan samudera maka gelombangnya sangat tinggi, jadi harus berhati-hati kalau berenang. Terdapat dua buah bukit yang bisa digunakan untuk menikmati sunset. Salah satu bukit, terpisah dengan bibir pantai, jadi kami harus menyebrangi perairan kalau mau kesana, dan kondisi saat itu sudah terlalu sore dan berbahaya karena air sudah mulai pasang. Jadi kami memutuskan untuk ke bukit yang satunya lagi yang lebih aman.


Bukit di Pantai Nglambor

Sunset Dari Puncak Bukit

Mendaki perbukitan di pantai ini memang harus ekstra hati-hati, karena bebatuan karang yang terdapat di sekitarnya sangat tajam dan berbahaya. Butuh waktu 15 menit untuk mencapai puncak dan kami tiba disaat yang sangat pas ketika matahari bergerak keperaduan. Pemandangan horison yang mulai memerah menjadi latar yang sangat pas untuk dijadikan objek foto.

Waktu menunjukkan pukul 6 malam dan kami bersiap untuk pulang ke Jogja karena kondisi di pantai sudah mulai gelap dan angin mulai bertiup kencang. Penerangan di pantai ini belum terfasilitasi oleh listrik PLN sehingga kios-kios yang terdapat di sepanjang jalan masih menggunakan genset berbahan bakar besin untuk mensuplai kebutuhan listrik. 

Panoramic Vie Pantai Nglambor Jogja

Beberapa tips yang mungkin bisa saya bagi setelah berkesempatan mengunjungi pantai di selatan Jogja ini adalah, pertama berangkatlah sepagi mungkin agar pantai yang dikunjungi semakin banyak, mengingat jaraknya dari kota yang sangat jauh jadi kalau mau wisata pantai harus spare waktu selama satu hari untuk menikmati keindahan pantai-pantai di selatan ini. Karena percaya atau tidak masih banyak lagi pantai yang bisa dikunjungi apabila kita bergerak kearah timur atau baratnya lagi. Kedua, daya tarik Jogja bukan hanya sekedar budaya saja, wisata alam yang dimilikinya juga mampu menghipnotis pengunjungnya hingga betah berlama-lama. Jangan takut tersesat, di jaman teknologi seperti saat ini semua serba mudah. Atau kalau gaptek, tinggal tanya aja, so make it simple...

Habis Bensin di Antah Berantah, Eksplore Bumi Laskar Pelangi

Danau Kaolin Di Belitung Hari ke-2 di Belitung saya berencana mengunjungi Danau Kaolin, dan paling jauh saya ingin mengunjungi Gantong. Ada ...