Tuesday, October 16, 2018

Drama Penelusuran Tiket Pulang ke Tokyo

Suasana Sendai di pagi hari

Tak banyak yang bisa kami lakukan di hari terakhir jadwal presentasi. Karena setelahnya ada acara penutupan dan dinner bersama peserta konferensi. Alhasil setelah acara makan-makan, yang sebenarnya tidak banyak yang bisa kami makan, kami memutuskan untuk pulang dan beristirahat karena besok malamnya mau pulang ke Tokyo. Kami berencana mengambil jadwal bus malam agar bisa berjalan-jalan sembari menunggu keberangkatan bus, selain itu kami juga hemat akomodasi dan tidak harus merepotkan Mbak ayu untuk satu penginapan satu malamnya, karena kita akan tidur di bus. Hahahaha... 

Check out jam 9 pagi, kami menitipkan tas di hostel, sebagian ada yang tinggal di hostel sembari kami mencari tiket pulang ke Tokyo untuk nanti malam. Nasib sebagai pemula dan berdompet tipis, kami harus menelusuri loket penjualan tiket bus satu per satu sembari membandingkan harga. Dengan cara seperti ini, tidak mudah mendapatkan harga tiket yang pas apalagi kami berangkat dihari yang sama. Untuk pesan online juga sudah pernah kami coba dengan meminta tolong petugas hostel, namun karena kami berangkatnya pada saat weekend sebagian besar tiket dengan harga murah sudah terjual habis. 

Geng pemburu tiket

Interior lobi hostel yang cozy banget

Sebagai persiapan, 2 teman saya yang tinggal di hostel mengkondisikan resepsionisnya untuk memesankan tiket termurah untuk keberangkatan tengah malam, sedangkan saya dengan 2 teman lainnya bertugas mencari tiket murah dengan menelusuri loket-loket penjualan tiket yang buka pada hari itu. Dengan tekad yang bulat dan yakin pada pagi hari itu kami bergegas menuju loket bus yang akan kami datangi. Setelah lelah dioper kesana kemari serta kendala bahasa yang sulit dimengerti kedua belah pihak, kami pun menyerah dan gagal mendapat tiket dengan cara bergeriliya. Harapan terakhir adalah petugas hotel, dalam perjalanan pulang ke hostel kami dihubungi teman yang stay di hostel bahwa mereka mendapat tiket dengan harga sekitar 500 ribuan per orang di jam 11 malam. Karena sudah lelah berjalan, kami pun mengiakan untuk mengambil tiket tersebut karena waktu juga sudah menunjukkan jam 12 siang. 

Tiket yang sudah dibooking online tinggal dibayar di gerai minimarket dan kami mendapat semacam kata kunci yang dapat digunakan untuk memperoleh boarding pas dari website kami memesan tiket. 

Setelah drama tiket yang melelahkan kamipun memutuskan untuk berpamitan ke petugas hostel dan berterimakasih sudah dibantu selama kami ada di Sendai. Gerimis ringan mejadi saksi bisu perpisahan antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia berdompet tipis dengan pegawai hostel Sendai yang ramah (yang ini lebai sih). Kami bergegas ke stasiun Subway terdekat untuk kemudian berangkat ke loket pemberangkatan bus antar kota. 

Foto dong sama pengelola hostel yang helpful banget, ini yang selfiin mamang tukang bersih-bersih. Hahahahah

Pesan buat para pembaca, jangan menganggap enteng segala hal, termasuk masalah beli membeli tiket atau pun penginapan. Di zaman serba canggih saat sekarang ini semuanya sudah sangat mudah, apalagi di negara maju seperti Jepang. Namun "mudah" yang ada kami salah artikan dengan "menggampangkan" berbagai hal termasuk dalam memperoleh tiket bus di Jepang. Hal-hal "mudah" tersebut hanya bisa kamu dapatkan jika kamu punya Credit Card yang bisa di gesek atau minimal Debit Card juga gak masalah dan yang kedua kamu harus punya akses internet dimanapun kapanpun. Jadi buat sobat-sobat missquen yang kemana-mana bawa cash, siap-siap untuk kerja ekstra ya..... hahahahah

No comments:

Post a Comment

Habis Bensin di Antah Berantah, Eksplore Bumi Laskar Pelangi

Danau Kaolin Di Belitung Hari ke-2 di Belitung saya berencana mengunjungi Danau Kaolin, dan paling jauh saya ingin mengunjungi Gantong. Ada ...