Sunday, October 11, 2015

Wisata ke Pulau Kecil Bernama Shamian hingga Museum Arkeologi Guangzhou

8 Februari 2015

Taman Kota di Shamian Island
Hari ke-2 di Guangzhou, 20 hari saya jauh dari rumah. Belum banyak yang saya ketahui mengenai objek wisata yang terdapat di kota ini. Selain browsing, yang merupakan ritual wajib bagi solo backpacker, saya juga menanyakan beberapa informasi ke receptionist mengenai destinasi wisata terdekat yang bisa dikunjungi dengan transportasi publik. Diluar dugaan, ternyata mereka sudah mempunyai list destinasi-destinasi tersebut dalam dua bundel yang rapi lengkap dengan transportasi yang digunakan. Saya pun langsung meng-capture beberapa halaman di hp saya. Setelah beres, saya pun bergegas menuju stasiun subway.

Peta Pulau Shamian
Kondisi Jalan di Shamian Island
  
Tipologi Bangunan di Shamian Island
Destinasi pertama saya pagi ini adalah Shamian Island. Apa itu? saya juga sebenarnya baru pertama mendengar namanya. Tadi di hostel saya sempat cari info di internet mengenai tempat ini. Shamian Island adalah sebuah pulau, karena secara fisik daratan shamian ini terpisah dari daratan Guangzhou. Tidak harus menyewa boat atau perahu untuk mengunjungi pulau ini. Cukup dengan menyebranginya melalui jembatan saja, karena pulau ini hanya dipisahkan oleh kanal kurang lebih selebar 8 meter saja. Saya turun di Stasiun Huangsha, dan melanjutkan berjalan kaki selama 10 menit. Karena posisinya di tepi laut, pada zamannya, pulau ini memiliki peran yang sangat penting bagi sejarah perdagangan antar negara. Karena perang maka pulau ini dipegang kendalinya oleh Ingris dan Prancis. Hal ini lah yang banyak mempengaruhi gaya bangunan yang terdapat di pulau ini. Dan sampai sekarang bangunan-bangunan tersebut masih terjaga keasliannya, sebagian masih tetap sebagai hunian, ada yang beralih fungsi jadi cafe dan perkantoran.

Satu lagi yang menarik dari pulau ini selain dari gaya bangunannya adalah tamannya. Taman kota terletak di tengah pulau dan dekelilingi oleh pohon-pohon yang usianya mungkin sudah ratusan tahun. Berjalan-jalan di taman ini sungguh sangat menyenangkan. karena di sepanjang jalan yang saya telusuri, selalu saja ada atraksi-atraksi menarik dari warga lokal. Dan sangat banyak terdapat patung-patung di sepanjang jalan yang sangat menarik untuk difoto.

Beberapa Patung di Shamian Island
Anak Berfoto Bersama Patung
Puas berkeliling menikmati Shamian Island, saya bergegas ke destinasi berikutnya yakni sebuah bangunan tradisional dekat hostel yang saya tempati. Tadi pagi masih tutup jadi saya skip setelah mengunjungi Shamian Island. Saya berhenti di stasiun dekat penginapan dan melanjutkan berjalan kaki ke arah Beijing Lu. Bangunan ini terletak di jantung Beijing Lu, tersembunyi dengan sangat rapi. Jika tidak teliti pasti akan terlewat. Karena gerbang masuknya hampir sama dengan toko di kiri dan kanannya. Bangunan ini sangat kontras dengan kondisi sekitarnya, keasliannya masih terjaga. Dulunya bangunan ini merupakan bangunan salah seorang bangsawan. Bangunannya sendiri dilengkapi taman dan kolam di halaman depan rumahnya.

Di perjalanan menuju ke stasiun subway saya menemukan sebuah bangunan yang berbeda dengan bangunan sekitarnya, bukan tradisional, melainkan lebih moderen. Sayapun mendekatinya dan mencari pintu masuk. Rupanya bangunan aneh ini adalah sebuah museum, tanpa berpikir dua kali saya langsung masuk. Dan beruntung saat itu tiketnya lagi gratis, lumayan rejeki anak soleh. Museum ini merupakan museum arkeologi yang di dalamnya terdapat salah satu dari situs kerajaan Nanyue. Kalau saya jelaskan disini akan sangat panjang dan yang terpenting saya memang tidak tahu sejarah detail seperti apa, heheheh. Ringkasnya situs ini merupakan salah satu bagian dari kerajaan yang tersisa, lebih tepatnya taman kerajaan. Situs bersejarah ini tidak sengaja ditemukan ketika sedang melakukan pematangan lahan proyek di lokasi yang sama. Karena pemerintah China menganggapnya sebagai aset yang sangat penting maka dikembangkanlah proyek museum ini dengan membatalkan proyek swasta yang telah direncanakan sebelumnya. Di dalam museum terdapat sistem pengairan yang bisa dibilang cukup maju pada saat itu. Selain itu terdapat juga displai-displai gerabah dan beberapa benda-benda yang ditemukan saat melakukan penggalian. Karena saya backgroundnya arsitektur, jadi saya sangat menikmati jalan-jalan di dalam museum. Saya mengamati bagaimana mereka memperlakukan situs arkologi ini tanpa mengganggunya sama sekali.
Suasana Rumah Tradisional di Tengah Perkotaan Padat
Bangunan Eksterior Museum Arkeologi Nanyue Kingdom

Suasana Interior Bangunan Arkeologi
Maket Istana Nanyue
 
Pecahan Gerabah Hasil Galian 

Interior Museum

Sunset di Sungai Guangzhou

Setalah puas berjalan seharian, destinasi terakhir adalah berjalan-jalan disepanjang Guangzhou river sambil menikmati sunset. Cuaca hari ini sangat cerah dan tidak berkabut, berbeda ketika saya pertama kali sampai di kota ini. 
























No comments:

Post a Comment

Habis Bensin di Antah Berantah, Eksplore Bumi Laskar Pelangi

Danau Kaolin Di Belitung Hari ke-2 di Belitung saya berencana mengunjungi Danau Kaolin, dan paling jauh saya ingin mengunjungi Gantong. Ada ...